"Pendidikan manusia Indonesia seutuhnya; Pendidikan Akal, Pendidikan Hati, dan Pendidikan Jasad"

Sabtu, 08 Maret 2025

Nasehat Imam Syafi'i

NASIHAT IMAM SYAFI'I UNTUK PEMUDA, UTAMAKAN ILMU DAN TAKWA

Kalimat Hayaatul fataa wallaahi bil 'ilmi wattuqaa, adalah salah satu nasihat dari tokoh dan ahli fiqih dan juga penyair terkenal Imam Syafi'i yang bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad Ibn Idris.

“Hayatul fata wallohi bil ilmi wattuqaa” yang artinya, sungguh demi Allah, kehidupan seorang pemuda/i hendaknya disertai ilmu dan ketaqwaan.

Atau dengan kata lain:

Hayaatul fataa wallahi bil ilmi wattuqaa artinya: Demi Allah kehidupan pemuda itu seharusnya diisi dengan ilmu dan takwa.

Ada dua hal yang utama yang harus dipegang teguh oleh seorang pemuda, sebagai tumpuan harapan generasi penerus baik bagi orang tuanya, keluarga, agama, bangsa dan negara.

Dua hal itu yaitu

1. Ilmu

2. Takwa

Dalam nasihat Imam Syafi’i lainnya, lagi-lagi sang ulama mengatakan:

حَيَاةُ الْفَتَى وَاللهِ بِالْعِلْمِ وَالتُّقَى #  إِذَا لَمْ يَكُوْنَا لَا اعْتِبَارَ لِذَاتـِهِ

Artinya: “Demi Allah, kehidupan manusia ditentukan oleh ilmu dan ketakwaan. Apabila keduanya sudah tidak ada, maka tidak ada lagi harga diri pada dirinya.”

Dari perkataan Imam Syafi’i tersebut bisa kita pahami betapa pentingnya berilmu dan berwawasan luas, terlebih ilmu-ilmu agama sebagai pegangan untuk menjalankan ketakwaan.

Allah Swt. menyebutkan dalam firman-Nya bahwa orang yang berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah subhanahu wata’ala.

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ.

Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah: 11)

Lalu dengan takwa, itulah cita-cita tertinggi seorang yang beriman. Allah ridha dengan orang yang bertakwa.

Definisi takwa sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt. berikut:

وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالۡاَرۡضُۙ اُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِيۡنَۙ‏ ١٣٣ 

Artinya: “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,” (QS. Ali Imran ayat 133-134)

 الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِ​ؕ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَۚ‏ ١٣٤

Artinya: "(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,"

Ilmu dan takwa menjadi bekal untuk menyelesaikan serta menghadapi persoalan kehidupan. Dengan ilmu dan wawasan luas, pemuda bisa ‘membaca’ persoalan serta tantangan dunia di masa kini dan mendatang. Untuk perkara ini, dibutuhkan landasan ilmu yang kuat.

Dengan takwa mengarahkan ilmu serta wawasan seseorang itu menuju ketaatan kepada Allah Subhanallahu Wata’ala. Takwa adalah berupa akhlak yang mulia, yaitu berjiwa sosial, memaafkan, menahan amarah, dan berbuat baik.

Pantang bagi pemuda itu untuk bermalas-malasan, loyo, dan galau. Karena semua sikap negatif itu, berlawanan dari sifat-sifat orang yang bertakwa.

Itulah arti Hayatul fata wallahi bil ilmi wattuqaa, nasihat Imam Syafii untuk pemuda, utamakan Ilmu dan takwa.

-------------------------------------------------------------------------- 

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Arti Hayatul Fata Wallahi Bililmi Wattuqo, Nasihat Imam Syafii untuk Pemuda, Utamakan Ilmu dan Takwa, https://sumsel.tribunnews.com/2023/10/19/arti-hayatul-fata-wallahi-bililmi-wattuqo-nasihat-imam-syafii-untuk-pemuda-utamakan-ilmu-dan-takwa?page=all#goog_rewarded.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani

Senin, 23 Desember 2024

Penebar Kasih Sayang

BAB VI
AL-QUR’AN MENGINSPIRASI: MENJADI KHALIFATULLAH FIL ARDH PENEBAR KASIH SAYANG


Petunjuk Guru 

A. Gambaran Umum

 1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu: membaca, mengartikan, menulis, mendemonstrasikan hafalan dan menjelaskan kandungan Q.S. Al-Baqarah [2]: 30 dan Al-Qaṣhaṣh [28]: 77 serta hadis tentang khalifatullah fil ‘ard penebar kasih sayang, dan terbiasa membaca, mengartikan, menulis, menghafal Al-Qur’an dengan benar, meyakini bahwa Allah Swt. telah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi, serta mampu membuat karya berupa puisi, gambar, poster, atau meme yang mengandung konten pentingnya saling menyayangi sesama manusia, sehingga peserta didik terbiasa berperilaku saling menyayangi meskipun berbeda bangsa, suku, agama, maupun budaya.

 2. Pokok Materi

  • Q.S. Al-Baqarah [2]: 30, Q.S. Al-Qashash [28]: 77 dan hadis tentang khalifatullah fil ‘ard penebar kasih sayang
  • Hukum bacaan Mad

 3. Hubungan Materi dengan Mata Pelajaran Lain

  • Materi Sumber Daya Alam dalam mata pelajaran IPS.
  • Materi Meyakini bahwa Allah Swt. Maha Mengetahui, Maha Waspada, Maha Mendengar, dan Maha Melihat mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kelas 7

Kegiatan Siswa

A. Tafakkur

Generasi muslim, mungkin kalian pernah mendengar salah satu kisah dalam Al-Qur’an tentang rencana Allah menciptakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka bumi? Masih ingat bukan, bagaimana reaksi malaikat saat diinformasikan Allah tentang hal tersebut? Ya, saat itu sempat ada keraguan dari kalangan para malaikat:

“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?” Pertanyaan tersebut dijawab singkat oleh Allah: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Pada bab ini kita akan mempelajari tentang Al-Qur’an surat Al-Baqarah [2]: 30, Al-Qaṣaṣ [28]: 77, dan hadis-hadis yang terkait dengan Khalifatullah fil arḍ Penebar Kasih Sayang.

B. Titik Fokus

Untuk memudahkan kalian memahami pembahasan materi pada bab ini, ada beberapa kata atau istilah yang menjadi titik fokusnya, antara lain:
1. Khalifatullah fil arḍ di muka bumi Penebar Kasih Sayang
2. Khalifatullah fil arḍ yang memakmurkan dunia
3. Khalifatullah fil arḍ yang menebar kasih sayang
4. Khalifatullah fil arḍ yang berbuat kebaikan
5. Bekerja seimbang untuk kehidupan dunia dan akhirat
6. Larangan berbuat kerusakan di muka bumi
7. Hukum bacaan tajwid (mad)

C. Thalabul Ilmi

Membaca Q.S. Al-Baqarah/2: 30 dan artinya:
Memahami isi kandungan makna dari ayat tersebut:

Allah Swt. menciptakan manusia di muka bumi bukan tanpa tujuan, bukan semata-mata untuk bersenang-senang atau pun untuk bersenda gurau, akan tetapi Allah Swt. menurunkan manusia di muka bumi mempunyai maksud dan tujuan, yakni sebagai Khalifatullah fil arḍ atau pengganti Allah yang mempunyai peran dan tanggung jawab dari semua makhluk di muka bumi untuk mengelola semua ciptaan Allah yang ada baik yang hidup atau pun yang mati.

Ayat ini menunjukkan ke-Maha Kuasa-an Allah Swt. yang telah merencanakan semuanya dengan matang. Allah Swt. menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia dilengkapi akal dan pikiran. Hal itu pula yang menjadi alasan Allah Swt. memberikan amanah besar kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi. Agar dapat mengemban amanah tersebut dengan baik, maka Allah Swt. memberikan bekal kepada Adam dengan segala pengetahuan yang memungkinkan bisa menjalankan amanah tersebut.

PERTANYAAN:

Dengan pengetahuan dan potensi akal pikiran yang diberikan oleh Allah Swt. kepada kita, bagaimanakah seharusnya manusia mensyukuri anugerah tersebut dalam kehidupan?

  1. ........................................................................................... 
  2. ...........................................................................................
  3. ...........................................................................................

Apa saja tugas kita sebagai khalifah di muka bumi?

    1. ........................................................................................... 
    2. ...........................................................................................
    3. ...........................................................................................
Ayat ini mengandung makna bahwa manusia bertugas menjaga bumi dan seisinya dari kerusakan. Sebagai generasi muslim, sudah seharusnya kalian memberikan kontribusi nyata terhadap upaya pelestarian alam dengan senantiasa menjaga lingkungan, menebar kasih sayang kepada sesama makhluk Allah Swt., berbuat adil, menghindari munculnya konflik yang memungkinkan terjadinya kerusakan bumi dan seisinya.

Untuk bisa menjalankan kewajiban dengan penuh tanggung jawab, maka kalian harus giat mencari ilmu sebagai bekal agar bisa menjalankan amanah tersebut sesuai ajaran Islam.

Membaca Q.S. Al-Qashash/28: 77 dan artinya:


Memahami isi kandungan makna dari ayat tersebut:
Sebagian ahli tafsir menyatakan bahwa ayat ini menjelaskan tentang nasihat dan petunjuk yang
diberikan Allah Swt. kepada Qarun.

Nasihat yang terdapat dalam ayat ini antara lain:
    1. Anjuran hidup dengan seimbang, mengutamakan kebahagiaan akhirat
    2. Anjuran menggapai kehidupan dunia namun harus tetap sesuai dengan Ridha Allah Swt. dan dijadikan bekal untuk kehidupan akhirat kelak.
    3. Larangan serakah, sibuk mengejar kesenangan dunia dan lupa terhadap kehidupan akhirat yang lebih kekal
    4. Anjuran memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan mencari akhir yang baik (husnul khatimah). Perhatikan Kalam Hikmah berikut! Yang artinya: “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok”.
    5. Memberikan nasihat kepada kita agar berbuat baik pada orang lain, senantiasa menebarkan rahmatan lil ālamin
    6. Larangan membuat kerusakan alam dan kehidupan ini.
Para generasi muslim, sungguh indah dan luar biasa isi kandugan dari Q.S. Al-Qashash ayat 77 ini. Apakah kalian sudah melakukan nasihat-nasihat yang terdapat dalam ayat tersebut dalam kehidupan sehari-hari?

Gambar 6.4 Ilustrasi menggapai kebahagiaan akhirat

Setelah memahami kandungan isi ayat ini, marilah kita biasakan hidup seimbang, kita rengkuh kehidupan dunia sesuai ajaran Allah Swt, janganlah serakah, mari gunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Marilah jadi penebar kasih sayang, dan menjadi pribadi yang menjadi rahmat bagi orang lain dan lingkungan sampai akhir hayat. 

Gambar 6.5 Ilustrasi perilaku menghormati orang tua

Hadis Tentang Khalifatullah fil arḍ Penebar Kasih Sayang

Generasi muslim, salah satu tugas dan fungsi manusia sebagai khalifah adalah memakmurkan kehidupan di muka bumi. Agar tugas tersebut dapat dilaksanakan, maka diperlukan sifat kasih sayang di antara makhluk yang ada di muka bumi. Setiap orang pasti mengharapkan kasih sayang; seorang anak mengharapkan kasih sayang dari orang tuanya, seorang siswa mengharapkan kasih sayang dari gurunya; Sehingga kasih sayang pasti dibutuhkan pada semua tempat dan dalam setiap keadaan, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat, karenanya kita harus senantiasa menebar kasih sayang kepada sesama.

Bagi seorang muslim, kasih sayang yang sangat diharapkan oleh seorang hamba adalah kasih sayang dari Allah Swt., Zat yang Maha Kuasa, dan Maha Kasih Sayang, sesuai dengan asmaul husna ar-Rahman dan ar-Rahim. Rasulullah saw. mengajarkan kepada umatnya, jika kita berharap Allah Swt. memberikan rahmat dan kasih sayang kepada kita, maka kita harus senantiasa memberikan kasih sayang kita kepada makhluk Allah yang ada di dunia ini.

---------------------------------------------------------------------------------

Peran Pelajar Muslim sebagai Khalifah Penebar Kasih Sayang

Sebagai seorang pelajar muslim kalian harus menunjukkan perilaku sebagai khalifah yang senantiasa berusaha memakmurkan dunia, menebar kasih sayang, dan berbuat kebaikan. Kalian bisa mewujudkan perilaku tersebut diawali dari sesuatu yang sederhana yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku memakmurkan dunia misalnya bisa dimulai dengan perilaku peduli lingkungan, mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai, menanam, merawat dan tidak merusak tanaman.

Demikian juga perilaku menebar kasih sayang bisa kalian lakukan di lingkungan sekolah misalnya, dengan cara belajar bersama, saling memperhatikan, saling menghargai perbedaan, saling menolong, saling membantu, saling menghormati, dan saling menyayangi dengan sesama.
Kalian pun harus menjauhkan diri dari sikap saling membenci dan menghina yang menyebabkan terjadinya pertikaian.

Ingatlah bahwa antara kalian dengan sesama muslim itu bagaikan satu tubuh, sebagaimana Rasulullah saw. bersabda: “Engkau lihat orang-orang Mukmin di dalam saling kasih sayang, hubungan yang hangat dan merasakan di antara mereka seperti tubuh, jika salah satu anggota tubuh mengeluh maka seluruh tubuh itu akan merasakan demam yang tidak bisa tidur”. (H.R. Bukhari).

Selain itu sebagai khalifah di muka bumi, kalian:

  1. Hendaknya memperbanyak kebaikan.
  2. Niatkan apa pun yang kalian lakukan sebagai ibadah kepada Allah Swt.
  3. Lakukan semua amal dengan ikhlas.
  4. Biasakan berdoa memohon agar menjadi bagian dari umat-Nya yang senantiasa bagus dalam ibadah.

IKHTISHAR

Generasi muslim, supaya pemahaman kalian lebih mendalam, perhatikan simpulan dari materi pada bab ini:
  1. Allah Swt. menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi.
  2. Allah Swt. memberikan bekal kepada Adam (manusia pertama) dengan pengetahuan yang dibutuhkan, agar dapat mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai khalifah fil arḍi tersebut dengan baik.
  3. Dalam meraih kebahagiaan kehidupan di akhirat hendaknya tidak melupakan kepentingan kehidupan di dunia, sehingga kepentingan di dunia dan di akhirat dapat diraih dengan seimbang.
  4. Di antara tugas dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah fil arḍi adalah: Memakmurkan dunia, menebar kasih sayang, dan berbuat kebaikan.
*Red.

Kesulitan Belajar

SULIT BELAJAR? INI SOLUSINYA!!

(Kutipan dari artikel Man Ana)


Dalam tulisan kali ini izinkan saya membahas tentang realita kesulitan dalam belajar dan faktor apa saja yang menghambat belajar itu sendiri.

Belajar memang sudah menjadi kewajiban setiap manusia umumnya dan setiap Muslim khususnya, sebagaimana hadist rasulullah SAW yang artinya menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim lelaki maupun muslim perempuan”. Dan haditsnya “Menuntut ilmu adalah diwajibkan dari sejak dalam buaian sampai ke liang lahat”.

Dalam hal apapun, melakukan sesuatu pekerjaan ada satu hal yang harus kita ketahui, yaitu teknik (cara) bagaimana melakukan suatu pekerjaan itu. Seberapa cepat pekerjaan itu selesai ditentukan seberapa bagus dan efektif tekniknya. Begitu juga dalam belajar kita harus mengetahui cara/teknik belajar yang yang cocok. Cara belajar setiap orang memang berbeda-beda, ada yang efektif belajar secara kelompok, yang efektif belajar sendiri, efektif belajar dari orang lain (bimbingan), dan lain sebagainya.

Semua teknik belajar itu kalau disederhanakan intinya adalah suatu belajar akan efektif ketika memenuhi beberapa syarat:
  1. Belajar dengan ikhlas, jangan belajar karena terpaksa. Karena itu sama dengan membuang-buang waktu saja, kalaupun berhasil ilmunya tak akan berkah. Alangkah indahnya jika semua diniatkan karena Allah, termasuk dalam belajar. Karena itu harus menyadari bahwa kita bodoh dan perlu belajar, dan berdo’a kepada yang Maha Berilmu, pemilik segala ilmu, yaitu rabb, Allah SWT. Dengan itu kita akan sungguh-sungguh mencari ilmu dan ikhlas menghadapi tantangan yang dihadapi. Dan satu hal belajar dari siapapun dan di manapun kita berada. “Undzur maa qaala walaa tandzur man qaala” dengar apa yang dikatakan jangan lihat siapa yang mengatakan. Artinya walaupun keluar dari mulut seorang bocah kecil sekalipun kalau yang dikatakan benar kita ambil. Dan sebaliknya walau itu keluar dari orang tua. Kalau yang dikatakan tak baik mengapa diambil.
  2. Berkeinginan yang kuat, ada sebuah perkataan sahabat nabi yang mengatakan “himmaturrijal tahdimul jibal" bahwa cita-cita seorang muda yang kuat dapat menghancurkan gunung”.
  3. Yang terakhir adalah mengetahui adab-adab mencari ilmu, ini mencakup dari bagaimana memperlakukan kitab/buku, menghormati guru, sampai bagaimana sikap setelah mendapatkan ilmu yang didapat. Dalam sebuah riwayat, dikatakan bahwa ada enam syarat seorang berhasil mencari ilmu yaitu, pertama memiliki otak yang cerdas, semangat yang tinggi untuk belajar, memiliki biaya yang cukup untuk membeli peralatan belajar, memiliki sifat sabar dalam belajar (karena mencari ilmu itu susah payah), membutuhkan guru yang membimbing, dan waktu yang lama (tahap demi tahap).
Semua syarat di atas harus terpenuhi jika ingin berhasil. Semua butuh proses, ingatlah bahwa sukses itu ketika sudah menikmati proses. Tak ada yang instan didunia ini, bahkan mie instanpun perlu dimasak terlebih dahulu sebelum dapat dimakan.

Selanjutnya saya akan membahas sebuah riwayat yang berbunyi, “Jika anda tak mengalami kesulitan dalam belajar maka anda akan mengalami kebodohan sepanjang hidup anda”. Dalam hal ini saya mengaitkan dengan sebuah penemuan baru-baru ini, yaitu: pada proses belajar ada sebuah kejadian bagaimana otak ini bekerja saat kita belajar. Otak tersusun dari 100 milyar neuron, atau sel-sel otak yang satu sama lain saling berhubungan. Nah, pada saat kita belajar berarti kita membuat jalan baru atau membuat sebuah koneksi baru antar neuron yang menjadi data atau file yang tersimpan dalam otak. Antara neuron-neuron yang akan terhubung itu ada sebuah celah yang disebut sinapsis, ketika akan terhubung neuron ini harus melewati celah ini terlebih dahulu, nah pada proses inilah yang memang menjadi proses kesulitan pertama belajar, ini bisa dilihat ketika belajar gitar, belajar sepeda motor, belajar komputer dan lain sebagainya, pada awal-awal belajar kita kesulitan luar biasa disebabkan neuronnya belum saling terhubung, tapi ketika terus menerus dicoba dan belajar, lama-kelamaan neuron tadi terhubung kuat dan kita lancar melakukan aktivitas yang dipelajari tersebut dan akhirnya bisa dilakukan tanpa kontrol penuh.

Proses ini sesuai dengan apa yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang sudah dikutip di atas, “Jika Anda tak mengalami kesulitan dalam belajar maka anda akan mengalami kebodohan sepanjang hidup Anda”. Ini berarti orang yang tidak mengalami kesulitan belajarnya, ini adalah orang yang tidak mau belajar atau juga belajar tapi ia gampang menyerah. Maka dari itu kita wajib berusaha keras jika ingin mempelajari sesuatu.

Dalam ayat pertama diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW yaitu surat Al-‘Alaq Allah SWT memerintahkan untuk membaca, (dalam arti umum belajar) dan diikuti ayat ketiga membaca lagi. Jika dikaitkan dalam rumus komputer sekarang khususnya microsoft excel jika ditulis pada baris satu angka 1 dan baris kedua angka 2 kemudian diblok terus di tarik ke bawah maka hasilnya berderet sampai bawah jika kita inginkan. Ini berarti Allah memerintahkan membaca bukan hanya sekali, dalam firmannya diperintahkan membaca terus membaca. Jika ditarik ke bawah maka terus menerus membaca (belajar).

Jadi solusinya adalah jangan pantang menyerah dalam belajar. Allah SWT melarang hamba-Nya berputus asa. Maka dari itu prinsipnya sekarang adalah mulai belajar, sedang belajar terus belajar. Semoga bermanfaat.

Kuis Materi Bab 1 (Semangat Mencari Ilmu)

Kuis (Iman kepada Hari Akhir)

Kuis Part 1 (Hormat kepada Ortu dan Guru)

Kuis Part 2 (Hormat kepada Ortu dan Guru)

Kuis (1. Jujur dan Menepati Janji)

Kuis (2. Jujur dan Menepati Janji)

Kuis (Optimis, Ikhtiar, dan Tawakkal)

TTS Materi Iman kpd Qada' & Qadar

KUIS (Materi Zakat)

https://quizizz.com/embed/quiz/636858fe5ba125001d6d7afc